Judul di
atas sudah kayak sebuah jargon promosi beribu caleg yang sering dipampang di
jalanan Indonesia dalam menghadapi perhelatan akbar demokrasi prosedural tahun
2014. Tapi ini bukan jargon caleg. Ini
jargon dari part timer yang kuikuti selama lebih dari satu tahun di Jogja.
Jargon inilah yang akan merasuki diri-diri kami part timer dalam bekerja.
Nilai-nilai ini akan diinternalisasi melalui pembinaan, evaluasi, rekan kerja
entah itu dari penanggung jawab kami yakni Bidang Personalia atau yang lebih gaul
disebut Solia ataupun Koordinator kami, karyawan lain maupun part timer lain.
Awal
perkenalanku dengan part timer ini ketika aku mendapat pelatihan pendidikan
dasar sebuah organisasi mahasiswa tingkat universitas di UGM yang dihadiri oleh
120an peserta (salah satu pendidikan dasar terbanyak pada saat itu, aku aja
kasihan kepada panitianya harus mengelola peserta-peserta yang nakal seperti
diriku. Hihi. Terkait kisah
pendidikan dasar ini suatu saat jika diizinkan Allah, akan kuceritakan kepada
pembaca setiaku. Sabar ya. ^_^
Ketika itu, Mbak Weely selaku yang punya gawe mempresentasikan dengan lutchuw
dan membuat penasaran sehingga banyak yang tertarik untuk menjadi part timer.
Sayang sekali, aku belum tertarik. Hihi, Peace,Mbak Weely. Just kidding. Aku baru tertarik menjadi
part timer
ketika menjadi Asisten Bidang Personalia dimana salah satu tugasku adalah
“ngubek-ngubek” part
timer seperti sok kenal sok
dekat (SKSD) dengan para part timer dan siap menjadi telinga dan mulut part
timer alias mendengarkan curhat mereka lalu menyampaikan kepada Staf
Solia.
Pada
awal diriku magang part timer di Swalayan, sebenarnya aku sulit untuk tersenyum
manis kepada konsumen. Ada kejadian lucu dan memalukan bagiku, yakni ketika aku berusaha
untuk tersenyum dan menyapa konsumen yang baru datang tapi ketika melihat wajah
dan senyumku yang menyapa, konsumennya ga jadi beli dan langsung kabur eh
kebetulan ada Mbak Ripenk yang juga Staf Solia. Aduh, malu nian diriku. Apa
salah wajahku ini? Haha. ^_^ Setelah kejadian tersebut,
aku berusaha lebih keras untuk tersenyum. Dari hati, Ma Men.haha. ^_^
Di
formulir part timer, aku tulis aku lebih berminat bergabung di Part Timer
Swalayan yang Full Day yang khusus bekerja 8 jam di hari Minggu dan hari libur
lainnya. Tapi setelah magang, aku lebih tertarik di Part Timer Swalayan Reguler
yang bekerja 1 shiftnya sekitar 4,5 jam dari hari Senin-Sabtu karena makin
banyak insentif yang aku dapat dan makin sering aku bertemu dengan karyawan
sehingga aku bisa pedekate serta semakin dekat dengan mereka. Namun apa daya
diri ini, aku ditempatkan di Part Timer Swalayan Full Day oleh Solia. Mungkin
alasannya agar aku juga bisa fokus kepada Asisten Bidang (Asbid) Solia.
Inna
lillahi wainna ilaihi roji’un. Aku diamanahi sebagai koordinator Part Timer Swalayan
Full Day. Makin berat amanahku. Selain Asbid juga koordinator. Dan ditunjuk
koordinator oleh 9 orang temanku, mungkin karena aku Asbid. Kenapa aku banyak
berkata mungkin? Karena aku hanya mengira-ngira, tapi tebakanku ini sepertinya benar. Haha. Aku akui selama
menjadi koordinator aku adalah orang yang perfeksionis dan kadang-kadang
terlihat bossy. Aku melakukan itu karena ingin kita satu tim bekerja dengan
sempurna, lancar serta cepat tentunya. Misalnya, kata-kata ini yang sebenarnya
biasa saja tapi karena nadaku yang agak tinggi (di sini aku akui aku terkena
keguncangan budaya atau bahasa sosiologinya cultural lag karena di kampungku
Padang itu nada bicaranya tinggi, di Jawa nada bicaranya lebih rendah) berubah
menjadi perintah agak kasar, “ayo, siapa yang mau istirahat duluan?Tolong jaga
tempat ini ya?”. Dan aku belajar lebih lembut dalam bernada bicara. Akhirnya,
berhasil walaupun itu butuh waktu yang lama. Sekarang, aku disangka orang Jawa.
Haha.
Selama
menjadi koordinator Part Timer Swalayan Full Day, aku sering gonta ganti no HP
karena Cuma mencari mana yang lebih murah. Akibat dari situ, teman 1 timku
susah menghubungi diriku. Aku kena marah oleh Mbak Weely. Malah dibilang aku
punya banyak cewek. Bukan gitcyuuu, Mbak. Hihi. Sampai saat ini aku tetap
setiap pada satu no HP agar dengan no HP ini aku bisa melayani semua.^_^
Setelah
menjadi Part Timer Swalayan Full Day selama 3 bulan yakni dari Februari-April
2009, aku pun melanjutkan lagi tetapi di Part Timer Swalayan Reguler. Aku kapok
jadi koordinator dan koordinatorku periode Mei-Juli yakni Mas Rudy Hermawan,
Bapak yang suaranya halus sekali. Aku berusaha semampuku untuk membantunya
sebagai koordinator karena aku tahu beratnya menjadi koordinator khususnya
dalam mengisi jadwal part time yang kosong.
Di
periode part time ini aku berdo’a agar dapat insentif yang banyak agar bisa
pulkam ke Padang setelah dua tahun ga pulang-pulang. Aku ga mau jadi Uda Toyib.
Tidak hanya dapat insentif yang banyak tapi aku menargetkan memecahkan rekor
insentif terbanyak dalam 1 bulan. Alhamdulillah, aku mendapatkan rekor itu
dengan meraup Rp 667 ribuan. Agar hidupmu menjadi lebih hidup (ini bukan iklan
rokok ya?haha) maka jadilah yang paling atau ter- dalam hal yang baik, Kawan. Karena itu, aku
menjadi terkenal dan sumber inspirasi bagi part timer yang lain (sok buanget
dirimu,San). Semoga apa yang aku lakukan bisa mendorong orang untuk berbuat
baik kepada Allah. Semua yang aku lakukan, kuniatkan kepada Allah. Jika tidak,
mohon luruskanlah ya Allah. AAMIIN.^_^
Mau
tau caranya aku mendapatkan rekor tersebut yakni aku mendekati temanku agar mau
bertukar shift denganku dan aku siap kapanpun digantikan. Jika aku tak sedang
bertugas, aku pun main ke Swalayan, siapa tahu ada job untukku. Ternyata ada
job untukku menggantikan temanku yang lagi sakit dan tiba-tiba ada tugas di
kuliah. Aku pun juga siap dengan baju yang rapi untuk bekerja. Lalu aku sering
ambil double shif karena dengan double shif aku mendapatkan uang makan. Hihi.
Mohon maaf, aku terlihat rakus
tapi aku juga ingin membantu temanku yang kesulitan.
Pernah
suatu kali ada pertanyaan kepadaku, “apakah dirimu ga kuliah,San? Karena kamu
sibuk dengan part time? Aku menjawab, “Aku masih kuliah koq. Kuliah di FISIPOL
itu agak nyantai daripada kuliah di eksak. Dengarin ceramah sesuai jam
kuliahnya lalu mengerjakan tugas di saat aku ga part time atau setelah jam 9
malam (abis
part time).”
“Kamu
masuk setiap hari bahkan melebihi karyawan full time,San.” Itu yang dikatakan
oleh karyawan lainnya kepadaku. Partner karyawanku yang sering 1 shif dan setia
menemaniku adalah Pak Win. Kami jadi saling mengerti. Aku pun siap diminta
tolong oleh Pak Win. Kami sama-sama suka nasi porsi raksasa karya Bu Siti yang
terkenal dengan nasi dan ayam murahnya. Mas Rudy sering membantuku untuk membelikan
nasi di sana. Aku ga tahu gimana wajahnya ketika mengambil nasi porsi raksasa
pesananku. Haha. ^_^
Dan
yang paling keren dari part time itu adalah berat badanku turun dari 85 kg
menjadi 67 kg. Aku merasa sangat lincah layaknya burung yang mau terbang selama
part time. Yaiyalah, gimana ga?Aku sering mengangkat beban tas di tempat
penitipan barang plus barang-barang di counter kelontong seperti kardus air
mineral yang menjadi tempat favoritku dalam bekerja.
Setelah
periode ini selesai, aku pun lanjut ke periode Agustus-Okt 2009. Koordinatornya
yakni Mbak Endang yang masih kalem. Yang paling mengesankan di periode ini
adalah ketika Swalayan kami dibanjiri oleh konsumen mahasiswa baru yang
membutuhkan kebutuhan OSPEK dan sehari-hari. Bahkan antriannya sangat panjang
dan yang terkeren adalah komputer kasirnya mati dan terpaksalah manual ngentri
data yang sebanyak itu. Can you imagine it? Aku acungi empat jempol untuk kerja
keras dan kerja tim kita Kawan.
Di
periode ini, aku berhasil pulang kampung ke Padang selama dua minggu walaupun
setelah ke Jogja lagi, aku mendapat surat cinta dari Mbak Weely yakni surat
peringatan karena tidak masuk kerja selama 1 minggu tanpa izin. Aku lupa. Haha. Biarlah, kapan lagi aku
dapat surat cinta dari Mbak Weely. Hihi. ^_^
Periode
Agustus-Oktober pun selesai, aku telah 9 bulan part timer di Swalayan. Udah
kayak orang hamil aja bahkan bentar lagi mau ngelahirin. Dan itu terbukti,
ketika aku sudah ga part time di Swalayan, Mbak Indah, kasir Swalayan pun
langsung cuti melahirkan. Bukan aku lho pelakunya. Haha. Oh ya, salah satu yang
membuatku betah di Swalayan adalah aku bisa tersenyum kepada semua konsumen
yang baru masuk ke Swalayan walaupun
kadang-kadang aku dikacangin. Ah itu biasa. Tapi aku mengambil hikmahnya
saja yakni aku sangat menghargai orang yang membalas senyumanku dan jika aku
menjadi konsumen aku pun lebih dulu tersenyum kepada pelayannya karena aku
pernah di kondisi itu. Aku sangat mengerti sekali rasanya. Aku sering
menghadapi beberapa pasangan. Ada yang ceweknya yang ramah buanget,nah ini aku
suka, tapi cowoknya dingin abis.
Atau ada cowok yang baik tapi ceweknya super duper jutek. Eh ada juga yang
jutek keduanya. Dan yang paling kusuka so pasti yang du-duanya ramah dan
bersahabat. Di sini aku belajar memahami karakter orang. Dan aku bermimpi juga
istriku besok ramah terhadap semua orang termasuk kepada pelayan.
Karena
ada aturan ga boleh 3 periode berturut di divisi usaha yang sama yakni
Swalayan. Aku pun beralih kepada Kafetaria. Awalnya, aku pura-pura ga mau part
time di Kafe dengan berbagai alasanku karena aku sok jual mahal. Tapi aku
terpaksa luluh dan takluk. Haha.
Di Kafe ini aku spesialisasi lebih ke marketing. Aku menelpon setiap ruang yang
ada di kantorku dan mengajak mereka mampir makan di kafeku. Ada yang berhasil
dan ada yang gagal. Minimal usaha, San. Nah, tibalah aku mulai memperluas
pergaulanku dengan teman-teman Gelanggang Mahasiswa UGM karena posisiku sebagai
pelayan Kafe ini. Aku pun di Kafe dari November 2009-Januari 2010 lalu lanjut
November 2010-Januari 2011.^_^
Jargon
Ramah, Perhatian, Tulus, Peduli dan Berwawasan menjadi karakterku selama
bekerja bahkan sampai sekarang. Aku mencintai pekerjaan part timer ini. Aku
mendapatkan banyak hal yang tak ternilai bagiku. Masa lalu seorang Ikhsan bisa
dirimu lihat dari masa sekarang Ikhsan. Apa yang aku lakukan sekarang maka itu
akan terlihat di masa depanku. Alhamdulillah, aku mendapatkan The Best Super Excellent Customer Service
Part Timer of The Year tahun 2009 dan 2010. 2 tahun berturut-turut, Bro. Aku juga terkejut
dengan penghargaan ini karena aku merasa tak pantas. Sampai sekarang, aku masih
bertanya-tanya mengapa aku. Ini hasil kerjaku masa lalu. Apa hasil kerjaku masa
sekarang dan masa depan?
Semoga
kisah ini bisa bermanfaat bagi semua di hari Senin yang orang bilang banyak I
HATE MONDAY tapi sekarang perlahan menjadi I LOVE MODAY AND THE NEXT DAY.
AAMIIN. Cintai pekerjaanmu, jadilah yang paling dan lihatlah apa yang akan
terjadi. Salam ZUPER MANTABH JAYA dari Afdhal Ikhsan. Haha. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar