Hanya Rp65.000.^_^
Siap dikirim ke seluruh Indonesia
Mau?Sms 085725847570/afdhalikhsan1@gmail.com
Chairul Tanjung Si Anak Singkong
Detail
Judul | : | Chairul Tanjung Si Anak Singkong |
Penulis | : | Chairul Tanjung |
Penerbit | : | Penerbit Buku Kompas |
ISBN | : | 9789797096502 |
Jenis Cover | : | Soft Cover |
Harga | : | 58,000 | Diskon 10% |
Sinopsis :
Chairul Tanjung (CT) lahir sebagai anak kedua dari enam orang bersaudara, ayahnya Abdul Gafar Tanjung berdarah Batak dan ibunya Halimah, seorang Sunda. Usaha percetakan ayahnya dibredel oleh Soeharto karena berbeda paham dengan pemerintah. Hal ini berdampak pada perekonomian keluarga, sumber penghasilan ditutup, ayahnya bangkrut! Setelah menjual semua aset termasuk rumah, mereka sekeluarga menyewa satu kamar di sebuah losmen. Tak kuat dengan beban sewa kamar, keluarga mereka akhirnya pindah ke kawasan kumuh Jakarta, Gang Abu, Batutulis, Kecamatan Gambir. Di tengah keterbatasan ekonomi keluarga yang terpuruk, orang tua CT tetap mengedepankan pendidikan bagi anak-anaknya. Sejak di bangku SMP, CT mulai aktif berorganisasi dari kegiatan pramuka, olahraga, teater bahkan punya grup ngamen yang diberi nama Proletar. Dalam satu kepanitiaan study tour ke luar kota, CT dipercaya menjadi koordinator transportasi. Setelah semua urusan bus beres, CT melepas keberangkatan rombongan kawan-kawannya dengan hati perih. Upah sang ayah dari mengelola perusahan bus hanya Rp 5,000 sedang biaya study tour Rp 15,000.
Bermodalkan hasil penjualan kain halus ibunya seharga Rp 75,000, selepas SMA CT melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Universitas negeri dipilihnya untuk menghindari biaya pendidikan yang tinggi dan diterima di fakultas Kedokteran Gigi,Universitas Indonesia. Dari segi biaya pendidikan murah tapi dari biaya peralatan yang digunakan untuk praktek tetap saja mahal. Untuk menyiasatinya, CT melakukan berbagai usaha dan tidak mau bergantung pada orang tuanya. Dari bisnis fotokopi diktat kuliah yang membuahkan hasil, dia merambah ke bisnis jual beli peralatan dokter gigi, jual beli mobil bekas hingga mendirikan perusahaan pada 1987. Sebagai penghargaan dan terima kasih kepada gurunya, alumni SMA Boedi Oetomo ini pernah mengumpulkan semua guru yang dulu mengajarnya semasa SMA di Gedung Menara Bank Mega, Jakarta. Bahkan ada satu guru yang dengan susah payah dibujuk hingga dijemput ke Medan agar mau datang ke reuni karena merasa tak punya masalah dengan bank dan tidak mengenal siapa CT.
Meski dua kali ditawari SBY untuk masuk jajaran pemerintahan, namun CT selalu menampiknya dengan halus. Menurutnya, cukuplah almarhum bapaknya saja yang begitu idealis memperjuangkan ideologi hingga dihentikan secara struktural di era Soeharto karena berseberangan pemikiran. "Saya menempuh jalur perjuangan yang lain, menciptakan lapangan kerja untuk sesama. Membuktikan bahwa anak bangsa dari keluarga sederhana, dengan tekad yang kuat dan dengan latar belakang tidak relevan, bisa membuahkan keberhasilan."
Bagi pria berperawakan tinggi besar ini, ibu adalah segalanya dan istri adalah pilar rumah tangga. CT meminang adik kelasnya dari FKG-UI, Anita Ratnasari dan menikah pada 1994. Delapan belas tahun mengarungi bahtera rumah tangga, mereka dikaruniai dua anak Putri Indahsari dan Rahmat Dwiputra.
Secara pribadi saya berpendapat buku ini benar-benar menginspirasi siapa saja yang ingin meraih sukses lewat ketekunan dan usaha keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar