Minggu, 22 Februari 2015

Pesantren Dongeng Rp40.000 (085725847570)


Pesantren Dongeng

Detail
Judul :Pesantren Dongeng
Penulis :Awang Surya
Penerbit :Penerbit Zaman 
Halaman :224 Halaman
ISBN:9789790242708
Ukuran :13 x 19 cm

Sinopsis 

Merenung dan Tertawa Bersama Seorang Kiai dan Tiga Santrinya
    
Syahdan, di sebuah kampung kecil hiduplah seorang kiai bernama Mbah Sholeh. Oleh ketiga pemuda tanggung sekaligus santrinya bernama Sarimin, Madrais, dan Pardi ia dipanggil Kiai Sholeh. Kepada mereka sang kiai tidak mengajarkan kitab kuning, pelajaran tafsir maupun hadis. Tidak juga bahasa Arab dan seluk-beluknya. Kiai Sholeh hanya mendongeng. Itulah sebabnya ketiga santri Kiai Sholeh menyebut kegiatan mereka Pesantren Dongeng.
Di musala kecil yang terletak di sebelah rumahnya, hampir saban hari Kiai Sholeh mendongeng. Tak lupa pula sang kiai mengulas makna dan pesan dari dongeng yang baru dituturkannya. Terkadang pesan-pesannya diselipi ayat al-Quran atau kutipan hadis. Semua kisah yang dihadirkan sangat sesuai dengan kondisi kita sekarang ini. Dongeng-dongeng itu mengisahkan berbagai hal yang melekat dalam keseharian kita. Jadi, tentu banyak inspirasi yang bisa kita petik dari percakapan mereka.
Sembari mendengarkan dongengan sang kiai, ketiga santri akan berkomentar, bertanya, menyela, atau sekadar berceloteh. Kiai Sholeh hanya akan tersenyum, kadang tertawa, atau geleng-geleng kepala menyaksikan tingkah polah santri-santrinya.
Namun kita pun dapat saja memperlakukan dongeng-dongeng tersebut sekadar sebagai cerita. Dan kita tidak akan kecewa, sebab dongeng-dongeng yang tersaji di buku ini, selain lucu juga bermutu.
Pujian:
Buku ini sangat menarik dan lebih mudah diresapi karena membahas masalah yang pelik dengan cara yang enteng-enteng saja.
—Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), Pengasuh Konsultasi Kesehatan Harian Kompas
Buku ini menghadirkan potongan-potongan “puzzle” dongengan hidup beserta isinya. Penulis merajut semuanya menjadi gelaran papan kehidupan nan indah.... hadir, menyapa, menghidupkan lubuk jiwa.
—Heru Pudji Hartanto, Direktur Exist Consulting-Konsultan Motivasi dan Spiritual
Melalui buku ini Awang Surya menerbangkan kita kembali ke dalam indahnya tradisi dongeng. Tokoh Kiai Sholeh dan tiga santrinya hadir di depan kita dalam latar pedukuhan yang asri. Mereka hadir dengan polos dan kocak. Namun, justru dari kepolosan dan kekocakan itu mereka menabur mutiara-mutiara kearifan.  
—Darmaji, SSi. MT., Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Tanpa terkesan menggurui. Ceritanya mengalir, ringan, tapi mampu mengingatkan kita untuk selalu mawas dan tidak sekadar menjalani aktivitas harian sebagai rutinitas.
—Fithri Choirin Nisa, STP.  MP., Dosen Universitas Brawijaya, Malang
Dongeng dan humor dipilih penulis untuk masuk ke dunia nilai secara tersamar. Mengingatkan kita pada masa-masa kecil oleh dongeng nenek yang sampai saat ini terkenang melekat.
—Mohammad Nurfatoni, penulis Tuhan yang Terpenjara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar