Jumat, 04 Januari 2019

Mengenal cheery ๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’, bibit ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ, dan perkebunan kopi ๐ŸŒณ๐ŸŒณ๐ŸŒณ Tampak seperti biasa saja tanaman kopi ini. Selintas bisa dikatakan sama saja dengan komoditas lainnya. Namun setelah mengenal lebih jauh dan membandingkan dengan komoditas lainnya, dipandang bahwa tanaman kopi ini bisa menjadi daya tarik unggulan mulai dari hasil panen sampai dengan proses industri kopi. Peluang dan bisnis perkopian Indonesia cukup atau sangat menjanjikan saat ini dan masa depan. Sebagai salah satu produsen kopi dunia, Indonesia termasuk 5 negara besar yang memproduksi kopi untuk konsumsi kopi dunia. Disamping menjamurnya kedai kopi tingkat domestik sudah mulai menunjukkan pergerakan konsumsi kopi sehat, yang semula kopi gunting sekarang kopi giling. Kawasan Agrobisnis Terpadu Samarang Garut menetapkan tanaman kopi sebagai komoditas utama yang diharapkan memberikan nilai dan value yang tinggi bagi para investor syariah sebagai buyer's kaveling produktif. Sistem bagi hasil sesuai akad syariah ditentukan dari proses pengolahan biji kopi baik dari hasil penjualan dalam bentuk green beans maupun kemasan sachet yang paralel dengan menyiapkan sarana dan prasarana Industri Kopi untuk menunjang operasional bisnis hulu dan hilir. Tentu untuk memperoleh harga terbaik dan kualitas dengan standar yang tinggi serta kuantitas ketersediaan produksi yang konsisten dan terjamin maka pengelolaan perkebunan kopi dan proses pengolahan dilakukan oleh para profesional kopi yang sudah cukup populer dan memiliki pengalaman baik di tingkat nasional maupun internasional. Dengan masa produktif mencapai 25 tahun dan bahkan bisa lebih, tanaman kopi di Kawasan Agrobisnis Terpadu Samarang Garut dipersiapkan untuk menjadi penggerak ekonomi masyarakat pada umumnya di Kabupaten Garut dan para pemilik kaveling kebun kopi pada khususnya. Melalui proyek ini, PT. GUSSAKKA SYARIAH INDONESIA sudah menginisiasi brand Garut Kabupaten Kopi. Luas lahan 124 Ha dengan 1.100 - 1.400 mdpl dinilai cukup ideal dengan penanaman bibit kopi arabica. Potensi panen secara konsolidasi dianalisa lebih dari 200 ton setiap tahunnya. Ketersediaan produksi inilah yang menjadi kekuatan dalam menjalankan operasional industri kopi kedepannya. Rencana jumlah bibit yang unggul yang dipersiapkan sebanyak 600.000 bibit. Jumlah kebutuhan bibit yang akan ditanam tersebut di setiap kaveling kebun kopi cukup dengan anggaran Rp. 67 Juta. Tentu menjadi efisien dan efektif karena dilakukan oleh tim profesional kopi yang sudah melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan para pelaku bisnis perkebunan kopi baik di Gayo Aceh, Sumatera dan daerah lainnya. Mensinergiskan konsep properti syariah dengan perkebunan kopi arabica komprehensif lebih didasarkan pada pertimbangan fungsionalisasi lahan yang sudah terbuka dan kurang produktif sehingga setelah melewati proses studi kelayakan dan progres perizinan maka ditetapkan nama KAWASAN AGROBISNIS TERPADU SAMARANG GARUT. Lokasi berdekatan dengan PERTAMINA GEOTHERMAL KAMOJANG dan INDONESIA POWER serta potensi wisata existing di daerah KAMOJANG yang berbatasan antara Kabupaten Garut dengan Kabupaten Bandung. Status tanah adalah tanah milik adat masyarakat sehingga bisa diproses menjadi SHGB yang kemudian bisa di UP menjadi SHM atas nama pembeli kaveling kebun kopi. Dengan kejelasan status dan kepastian riwayat tanah maka akan memberikan perlindungan kegiatan penanaman modal bagi para investor syariah sebagai calon pemilik kaveling kebun kopi dan secara otomatis akan menjadi bagian Business Owner Kawasan Agrobisnis Terpadu Samarang Garut yang dipersiapkan memperoleh benefit passive income lainnya. Kami tawarkan kesempatan emas dan peluang ini bagi Anda untuk bersama-sama menggerakkan perekonomian dan kesejahteraan bagi semua di Kawasan Agrobisnis Terpadu Samarang Garut. Untuk Info selengkapnya, silahkan menghubungi Marketing kami : wa.me/6281372179201 #afdhalikhsan #081372179201 #marketing #propertisyariah #rumahsyariah #investasi #dijualtanahproduktif #garut t.me/tokoafdhalikhsan  https://chat.whatsapp.com/91wXto2qs7O4hvd98cX8Nu

Mengenal cheery ๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’, bibit ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ, dan perkebunan kopi ๐ŸŒณ๐ŸŒณ๐ŸŒณ

Tampak seperti biasa saja tanaman kopi ini. Selintas bisa dikatakan sama saja dengan komoditas lainnya. Namun setelah mengenal lebih jauh dan membandingkan dengan komoditas lainnya, dipandang bahwa tanaman kopi ini bisa menjadi daya tarik unggulan mulai dari hasil panen sampai dengan proses industri kopi. Peluang dan bisnis perkopian Indonesia cukup atau sangat menjanjikan saat ini dan masa depan. Sebagai salah satu produsen kopi dunia, Indonesia termasuk 5 negara besar yang memproduksi kopi untuk konsumsi kopi dunia. Disamping menjamurnya kedai kopi tingkat domestik sudah mulai menunjukkan pergerakan konsumsi kopi sehat, yang semula kopi gunting sekarang kopi giling.

Kawasan Agrobisnis Terpadu Samarang Garut menetapkan tanaman kopi sebagai komoditas utama yang diharapkan memberikan nilai dan value yang tinggi bagi para investor syariah sebagai buyer's kaveling produktif. Sistem bagi hasil sesuai akad syariah ditentukan dari proses pengolahan biji kopi baik dari hasil penjualan dalam bentuk green beans maupun kemasan sachet yang paralel dengan menyiapkan sarana dan prasarana Industri Kopi untuk menunjang operasional bisnis hulu dan hilir.

Tentu untuk memperoleh harga terbaik dan kualitas dengan standar yang tinggi serta kuantitas ketersediaan produksi yang konsisten dan terjamin maka pengelolaan perkebunan kopi dan proses pengolahan dilakukan oleh para profesional kopi yang sudah cukup populer dan memiliki pengalaman baik di tingkat nasional maupun internasional.

Dengan masa produktif mencapai 25 tahun dan bahkan bisa lebih, tanaman kopi di Kawasan Agrobisnis Terpadu Samarang Garut dipersiapkan untuk menjadi penggerak ekonomi masyarakat pada umumnya di Kabupaten Garut dan para pemilik kaveling kebun kopi pada khususnya. Melalui proyek ini, PT. GUSSAKKA SYARIAH INDONESIA sudah menginisiasi brand Garut Kabupaten Kopi.

Luas lahan 124 Ha dengan 1.100 - 1.400 mdpl dinilai cukup ideal dengan penanaman bibit kopi arabica. Potensi panen secara konsolidasi dianalisa lebih dari 200 ton setiap tahunnya. Ketersediaan produksi inilah yang menjadi kekuatan dalam menjalankan operasional industri kopi kedepannya.

Rencana jumlah bibit yang unggul yang dipersiapkan sebanyak 600.000 bibit. Jumlah kebutuhan bibit yang akan ditanam tersebut di setiap kaveling kebun kopi cukup dengan anggaran Rp. 67 Juta. Tentu menjadi efisien dan efektif karena dilakukan oleh tim profesional kopi yang sudah melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan para pelaku bisnis perkebunan kopi baik di Gayo Aceh, Sumatera dan daerah lainnya.

Mensinergiskan konsep properti syariah dengan perkebunan kopi arabica komprehensif lebih didasarkan pada pertimbangan fungsionalisasi lahan yang sudah terbuka dan kurang produktif sehingga setelah melewati proses studi kelayakan dan progres perizinan maka ditetapkan nama KAWASAN AGROBISNIS TERPADU SAMARANG GARUT. Lokasi berdekatan dengan PERTAMINA GEOTHERMAL KAMOJANG dan INDONESIA POWER serta potensi wisata existing di daerah KAMOJANG yang berbatasan antara Kabupaten Garut dengan Kabupaten Bandung.

Status tanah adalah tanah milik adat masyarakat sehingga bisa diproses menjadi SHGB yang kemudian bisa di UP menjadi SHM atas nama pembeli kaveling kebun kopi. Dengan kejelasan status dan kepastian riwayat tanah maka akan memberikan perlindungan kegiatan penanaman modal bagi para investor syariah sebagai calon pemilik kaveling kebun kopi dan secara otomatis akan menjadi bagian Business Owner Kawasan Agrobisnis Terpadu Samarang Garut yang dipersiapkan memperoleh benefit passive income lainnya.

Kami tawarkan kesempatan emas dan peluang ini bagi Anda untuk bersama-sama menggerakkan perekonomian dan kesejahteraan bagi semua di Kawasan Agrobisnis Terpadu Samarang Garut.

Untuk Info selengkapnya, silahkan menghubungi Marketing kami :
wa.me/6281372179201
#afdhalikhsan
#081372179201
#marketing
#propertisyariah
#rumahsyariah
#investasi
#dijualtanahproduktif
#garut
t.me/tokoafdhalikhsan
 https://chat.whatsapp.com/91wXto2qs7O4hvd98cX8Nu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar