Kisah ini mungkin
akan fenomenal.”
“Geer banget sich
lo,San?”
“Karena kisah ini bisa mengguncang
keharmonisan rumah tangga orang.”
“So what gitu loh? Jika keluarganya sakinah mawaddah warahmah walaupun badai
menghadang pasti akan terlewati dengan mudah. Apalagi dirimu, San. “
Kisah ini berawal dari
kekagumanku pada seorang
gadis, eh bukan gadis lagi
sekarang, kalau dulu iya. Gadis itu sebut saja Aisyah (kenapa ga Bunga? Sudah
terlalu pasaran dan lucunya kenapa nama Bunga yang bagus harus selalu dikaitkan
dengan nama korban pemerkosaan atau gadis penghibur yang lagi diwawancarai di
sebuah tayangan televisi? Tanya aje ma TV? TV benar-benar diskriminasi dengan
namanya Bunga.haha.^_^). Aisyah adalah temanku ketika sekolah di SMP 1 Padang,
dulu sebelum Indonesia merdeka namanya MULO.
Bung Hatta, Wapres pertama Republik Indonesia pernah bersekolah di sana
(berarti diriku harus bisa melebihi Bung Hatta yakni menjadi Presiden. Mimpi
kaleee yeee kata sebuah reality show jaman dulu yang mempertemukan fans yang
fanatik dengan idola yang sok cool). Setahuku, hanya dia satu-satunya gadis
yang memakai jilbab di angkatanku. Aku sudah mengenalnya sejak kelas 1 SMP
karena dia juga sekelas dengan sahabat SDku dan popularitasnya yang terkenal di seluruh sekolahan yakni gadis
sholehah dan alim. Can you imagine her?
Husss, ga boleh membayangkan istri orang. Alhamdulillah, mungkin berkat do’aku,
akhirnya, aku ditakdirkan sekelas dengannya ketika kelas 3 SMP dan yang paling membuat senang diriku adalah
tempat duduk kami dekat. Dia duduk di depanku, eh, tapi jangan salah dia
selalu menoleh melihatku di belakang (San,masih aja geer dirimu).
Pada saat kelas 3
SMP itu, aku semakin akrab dengannya karena faktor tempat duduk yang strategis
tadi. Rupanya, kami mempunyai kesenangan yang sama yakni puisi walaupun aku
lebih sering memendam kesenanganku ini. Mungkin karena aku khawatir membawa
beban yang sangat berat yakni cucu dari pujangga terkenal di Sumatera Barat,
Rusli Marzuki Saria yang sering dipanggil Papa oleh para fansnya tapi aku
memanggilnya Inyiak. Aku khawatir disandingkan dengan Inyiak yang hebat
berpuisi walaupun kadang-kadang aku sering diminta untuk berpuisi bagi yang
mengenalku sebagai cucu Papa Rusli Marzuki Saria. Sangat berat,Bro.
Aku masih ingat
ketika penampilan terakhir kami anak-anak kelas 3 SMP untuk adik-adik kelas dan
Bapak Ibu Guru SMP 1 Padang. Aisyah mempersembahkan sebuah puisi yang sangat
indah sedangkan aku dan para lelaki di kelas kami yang berbadan besar
menyajikan penampilan Pom-Pom Boys. Ada yang tahu Pom-Pom Boys? Pertama kali, aku mau latihan perdana Pom-Pom
Boys, aku berpikir sejenis apakah itu. Tapi setelah menjalani latihan demi
latihan, ternyata sangat mengasyikkan, lucu dan melelahkan. Melelahkan karena
aku tidak jago semacam itu dan you know my body is big. Saat tampil di tengah lapangan SMP 1 Padang
eh tiba-tiba topeng yang aku pakai itu copot dan wajahku siap jadi terkenal
seantero SMP. Adik-adik kelas ketika bertemu denganku pasti tertawa. Aku hanya
bisa bersyukur aku bukan senior yang galak tapi lutchuw dan bisa membuat mereka bahagia.
Oke, sekarang kita
fokus ke Aisyah kembali. Sayang sekali, ketika SMA kami tidak satu sekolah. Aku
di SMA 1 Padang alias cukup loncat pagar saja (bertetanggaan SMP 1 dengan SMA 1
Padang) dan Aisyah di SMA 3 Padang. Terpisahlah kami. Tapi aku bertekad di masa
depan aku bisa menikahinya. Di bangku SMA, aku pun tetap mencari informasi dari
teman dekatnya seperti nomor HPnya dan kegiatannya di SMA. Dia sangat aktif di
kegiatan ekstrakurikuler yakni ROHIS dan dia menjadi ketua Forum Annisa,
semacam aktivitas kemuslimahan. Astaghfirullah, aku pun juga mencemplungkan
diri di ROHIS karena ingin “nyambung” dengan Aisyah. Karena niatku yang salah
malah aku pun banyak melakukan kesalahan. Ini sebagai pelajaran bagiku, setiap
tindakan itu harus mempunyai niat yang lurus LILLAHI TA’ALA. Don’t try this everywhere, not just at home.
Pada suatu waktu,
ketika aku menggantikan Ketua ROHIS SMA 1 Padang di sebuah acara pertemuan maka
bertemulah diriku kembali dengan Aisyah setelah 1 tahun lebih tak bersua.
Dirinya tetap menyapaku dengan lemah lembut. Awwwwww. Ya, begitulah godaan
setan dalam merayuku. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala jika melihat masa
lalu dan apa yang telah aku lakukan. Dan semoga sahabatku yang membaca ini bisa
belajar dari kesalahanku.
Waktu terus berlalu
sampailah ketika aku membuka Facebookku, ada undangan pernikahan Aisyah dengan
seorang lelaki. Undangan itu datang ketika aku sedang libur Ramadhan di Padang
sejak 2 tahun aku tak pernah pulang kampung. Berita yang sangat mendadak dan
membuatku terkaget-kaget sampai aku ketawa ga jelas dibuatnya di sebuah warnet
di depan kompleks rumahku. Dia menikah di kala umur 20 tahun dan sedang
menempuh studi di Universitas Andalas. Dia akan baralek gadang (resepsi
pernikahan) pasca Lebaran tahun itu. Kandaslah rencana dan impianku sejak SMP.
Sejak saat itu, aku
pun berniat untuk segera menikah juga. Target menikahku adalah tahun 2012. Dan
sekarang tahun 2013, target menikahku pun sudah lewat. Beberapa gadis pun telah
kulamar tapi selalu ditolak. 1 tahun yang lalu, aku pernah berkata kepada
Aisyah bahwa aku mau menikah tapi belum ada jodohnya (siapa tahu dia punya
kenalan Aisyah yang lainnya. Ngarep.com.haha).
Dia pun menasihatiku dan merekomendasikanku kepada suaminya terkait persiapan
menikah. Aku pernah bertanya kepada suami Aisyah kenapa dia memilih Aisyah
sebagai istrinya. Dia menjawab karena dia rekomendasikan oleh seorang Ustadz
dan dia yakin Aisyah adalah gadis yang sholehah. Aku juga mengiyakan apa yang
diungkapkan oleh suaminya.
Sekarang, Aisyah
dan suaminya mempunyai dua anak yang lucu-lucu. Hubunganku dengan Aisyah
sekarang tetap menjadi hubungan persaudaraan seiman. Aku selalu mendo’akan
keluarga mereka terus berproses menjadi keluarga sakinah mawaddah warohmah.
AAMIIN. Mohon do’anya juga,Kawan. Aku pun juga sedang memantaskan diri untuk
membentuk keluarga sakinah mawaddah warohmah. Mohon do’a dan dukungannya
ya,Sobat. Aku tidak sepakat dengan kata-kata pernikahan dini ataupun tua, yang
ada menikah di waktu yang indah (tepat) bersama orang yang spesial menurut
Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar