Sebulan
yang lalu aku kembali ke peraduanku, kembali ke kandungku. Berbakti di kampung
halamanku Padang walau hanya dengan tindakan-tindakan kecil. Bukankah perubahan
besar dimulai dari yang kecil, diri sendiri dan saat ini? Dengan menebar cinta
yang lama agar bersemi kembali. Cinta kepada orangtua, saudara, sahabat masa
kecil dan remaja serta guru-guru yang menginspirasiku. Sayang sekali, tak semua
sanak saudara dan sahabat-sahabat yang kukunjungi karena keterbatasanku. Semoga
lain kali kita bertemu di belahan bumi ciptaan-Nya.
Passport
dan tiket pesawat telah aku dapat. Butuh waktu 1 minggu lebih untuk menggapai
passport ini dikarenakan harus mengurus Kartu Keluarga (KK) yang terdapat
kesalahan. Aku berpikir dulu di zaman para penjelajah seperti Ibnu Bathutah,
Cheng Ho dan para pedagang lintas benua tak perlu menggunakan passport. Betapa
menyenangkan hidup di zaman dahulu. Tak ada administrasi yang ribet. Di mata kuliahku
Globalisasi ada perdebatan yang panas apakah globalisasi hanya fenomena
sekarang atau sudah terjadi sejak Nabi Adam. Aku sepakat bahwa globalisasi
sudah terjadi lebih intens di zaman dahulu. Tanpa administrasi.
Insya
Allah, hari ini Sabtu jam 8.30 Waktu Indonesia Barat aku berangkat dari Bandara
Internasional Minangkabau di Ketaping menuju Kuala Lumpur Internasional Airport
yang dijadwalkan tiba jam 10.30 Waktu Indonesia Barat (Kemungkinan di Malaysia
jam 9.30 karena Malaysia menggunakan jam yang sama dengan Waktu Indonesia
Tengah. Aku tak tahu kenapa Malaysia menggunakan hal itu sedangkan Malaysia
dalam lingkup bujur yang sama dengan Indonesia Barat. Ada praduga yang bilang
bahwa ada sensitivitas politik Malaysia dengan Indonesia. Mari kita tanya langsung
ke orang Malaysia besok.Tapi hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui semua itu). Di
dalam hatiku ada rasa sedih karena harus meninggalkan kota Padang Tercinta
Kujaga dan Kubela beserta isinya. Tapi ada rasa senang karena aku akan
mendapatkan ilmu baru yang mahal harganya dan tentu saja cinta. Cinta dari
keluarga baru di Malaysia. Cinta dari warga negara Malaysia.
Saatnya
merantau kembali. Saatnya bermusafir cinta. Inilah waktunya keluar dari zona
nyamanku untuk berani melihat sesuatu yang bisa mengejutkanmu. Saatnya
menggelandang tidur di rumah Allah dengan Cuma beralaskan dan berselimutkan
sehelai kain serta berjalan kaki berkilo-kilometer dengan kaki yang setia
menemani. Bersiap sok kenal sok dekat dengan orang yang masih kuanggap asing
dan mereka juga beradaptasi dengan diriku yang asing. Aku tak sabar menanti
pengalaman yang tak terduga yang akan kuhadapi.
Perantauanku
kali ini akan memakan waktu lama untuk kembali ke peraduan karena aku ingin
menghisap ilmu sebanyak mungkin di negeri rantau untuk kubawa ke kampung
halaman. Aku tengah mempersiapkan diriku untuk 4-5 tahun ke depan. Mohon
do’anya pengembaraan dan kehadiranku ini bisa bermanfaat bagi daerah rantau dan
kampungku. AAMIIN. Sampai jumpa entah itu aku dalam bentuk manusia yang masih
hidup atau tak bernafas lagi asalkan karyaku menjadi pahala yang terus mengalir
untukku sepeninggalku dan memberi kemanfaatan bagi semua.
Tujuanku
ke Malaysia untuk melengkapi data skripsi tentang faktor keberhasilan
pariwisata Malaysia khususnya kelemahan pariwisata Malaysia dan bagaimana
pemerintah Malaysia menyiasatinya sesuai dengan usulan dosenku. Target informanku adalah para birokrat,
dosen, pelaku industri pariwisata dan masyarakat. Aku harus berpikir seperti
orang Malaysia, wisatawan dan pengamat. Kuberharap perjalananku ini bisa
berkontribusi bagi skripsiku. Aku ingin segera menyelesaikan skripsi ini agar
bisa lepas dari belenggu. Bebas mengejar cita-citaku yang lain dan
membahagiakan orangtuaku. Hanya itu. Kabulkanlah harapan hamba-Mu ini di malam
ini ya Allah. AAMIIN. Sesuatu yang kita inginkan harus ada yang dikorbankan
mulai dari pikiran, tenaga, bahkan kesempatan lain yakni menjadi MC Wisuda UGM
besok tanggal 27 dan 28 Agustus. Insya Allah, aku hargai setiap proses ini dan
semoga hasilnya pun kuserahkan kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar