Setelah
Shalat Shubuh berjama’ah terakhir kalinya di Surau Gombak ini, aku pun segera
mandi dan sarapan agar aku siap duluan daripada Tante Tini, Zizi dan Kak Sarah
yang mau mengantarkanku ke KL Sentral. Di kamar mandi Malaysia hampir sama
dengan kamar mandi Indonesia. Didominasi oleh perusahaan asing. Ckckck. Sarapan
sangat kunikmati. Aku pun berbincang-bincang dengan Tante Tini lalu Tante Tini
memperlihatkan koleksi album fotonya. Di album foto itu aku melihat foto-foto
Kak Sarah yang wisuda dari MARA Tech, pernikahan Kak Sri dan ketika keluarga
Tante Tini liburan ke Singkarak serta kampung halamannya Pariaman.
Melihat
foto Baralek Gadang Kak Sri, aku juga pengen segera Baralek Gadang agar bisa
mengumpulkan keluarga yang sangat besar sekali dan teman-temanku dimanapun di
seluruh dunia. Jika itu tak terjadi di dunia, biarlah nanti bertemu mereka di
surga. Sampai jumpa! Keluarga Tante Tini liburan ke Danau Singkarak bersama
keluarga Teta Pat dan terselip Ayahku yang penuh tawa. Foto di rumah yang sudah
roboh karena gempa kemarin pun terekam. Masih ada canda tawa di sana. Sekarang
rumah itu sudah jadi kecil. Dan kemesraan itu perlahan hilang. Semoga suatu
saat kita bisa berkumpul lagi, Keluargaku.
Sambil
menunggu Kak Sarah dan Zizi bersiap-siap, aku pun nonton peringatan Hari
Kemerdekaan Malaysia di Dataran Merdeka. Berbagai atraksi ditampilkan mulai
dari pelajar sampai tentara Malaysia. Masih teringat jelas aku melihat langsung
dengan mataku sendiri perjuangan latihan pelajar dan tentara Malaysia di
Dataran Merdeka. Mereka rela berpanas-panasan, meneteskan keringat dan
berlapar-haus untuk penampilan yang memukau ini. Orasi dari Najib Razak,
Perdana Menteri Malaysia, yang berterimakasih atas semua penampilan tadi.
Kharisma Najib dapat buanget.
Sebelum
aku pergi, aku diberi salam tempel dari Kak Ana yang akan menikah bulan
November, Kak Ayin yang mempunyai 2 anak yang lucu, Tante Nu yang mirip dengan
Ayahku dan Kak Sarah yang telah rela mengantri, membelikanku makanan di KL
Sentral, membelikan tiket pesawat KL-Jogja, serta membookingkan aku bus menuju
LCTT (bandara Air Asia di KL) dan so pasti Tante Tini yang sudah menjadi Ayah
dan Ibuku selama di KL. Terimakasih atas kebaikan kalian. Terimakasih juga
kepada Bang Ben yang rela tidur di atas karpet di depan ruang TV selama 1
minggu agar aku bisa tidur di kamarnya. Aku naik mobil yang disupiri oleh Zizi
kembali. Terimakasih telah menjemput dan mengantarku,Zi. Aku akan selalu
mengingat kebaikan kalian. Aku akan mendo’akan yang terbaik untuk kalian. Saat
ini hanya itu yang bisa aku balas untuk kalian. Semoga aku diberi kekuatan
lebih untuk membalas kebaikan kalian.
Di
KL Sentral, aku diberi Tante Tini ice cream Mc Donald dan Kak Sarah juga
memberiku King’s Burger. Sulit sekali untuk menolaknya. Aku sudah menolak tapi
apa daya aku luluh. Semoga ini terakhir kali aku makan produk ini. Suatu saat
dirimu akan mengerti. Di King’s Burgernya ada Coca Cola yang dapat membersihkan
besi berkarat, bagaimana itu ada di perutku. Kalau bahasaku, makanan ini
makanan kapitalis yang tidak sehat. Oleh karena itu, banyak kapitalis yang
sakit dan tidak menikmati hidupnya. Liatlah Rasulullah dengan sunnah-Nya tak
pernah sakit kecuali sebelum ajalnya menjemput. Salah satu karena makanannya.
Di
bus menuju LCTT, aku duduk di dekat pramugari Air Asia nan seksi. Grogi juga
aku duduk beliau. Harus kuat iman. Astaghfirullah. Alhamdulillah, dia fokus
dengan Hpnya, aku fokus menghafal jalan Kuala Lumpur jika aku suatu saat
kembali ke sini sehingga tak merepotkan Zizi, Pak Zul dan Yusuf serta keluarga
Tante Tini yang lain untuk menjemputku. Setiba di LCTT, tujuanku adalah WC
karena kebelet sejak di bus. Eh, jangan pikiran negatif ya. Haha. Aku masih
ingat apa yang kubaca bahwa menahan pipis bisa mengakibatkan infeksi kandung
kem
ih.
Penyakit dicegah kan ya? Setelah itu, aku check in. Check in beres, saatnya
bertemu Allah alias shalat Dzuhur dan Ashar yang kujamak qashar. Aku ditunjuk
sebagai imam oleh Bapak yang kuajak untuk jama’ah. Di Masjid LCTT ini masih
kuliat para lelaki bersorban yang selalu punya ciri khas. Suatu saat ini akan
menjadi mode masa depan. Dulu ini adalah mode yang ditiru oleh semua orang di
zaman kejayaan Islam. Tapi sekarang tidak, Islam telah redup oleh aplikasi dari
penganutnya.
Aku
pun duduk di terminal T5. Di sana ada orang Jogja juga. Eh tiba-tiba ada teman
dari Jogja juga yang baru membeli bir Jack Daniels. Kata dia sich ada yang
nitip. Wow, besar juga Jack Danielsnya. Aku duduk di pesawat bagian belakang.
Dan isi penumpangnya pun tidak full. Ada salah satu pramugarinya yang memakai
bulu mata yang panjang dan alis mata yang gundul sangat jutek sekali ketika aku
meminjam pulpen untuk mengisi keperluan cukai. Untungnya, ada pramugari
Indonesia yang ramah meminjamkan pulpen kepadaku. Di depanku ada dua sahabat
yang bertemu kembali sejak lama dimana yang perempuan sudah hilang logat
Jawanya dan kentara Melayunya kata teman lelakinya. Hihi.
Di
Bandara Adi Sutjipto, aku diinterogasi oleh petugas keimigrasian. Aku suka
dicurigai. Berarti aku diperhatikan. Sepertinya aku dicurigai karena aku
berangkat dari Padang lalu ke KL dan tibalah di Jogja. Aku ditanyai ngapain di
Jogja dan di KL lalu dia minta buktinya. Aku jawab dengan tegas dan jujur agar
aku tak nampak bersalah. Aku juga keluarin bukti ku mengoleksi data di KL yakni
di laptopku. Setelah itu, petugasnya meminta maaf karena telah menggangguku.
Selamat datang di Jogja Berhati Nyaman setelah 2 bulan tak bercumbu denganmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar