Rabu, 19 Maret 2014

Panggil Saja Aku (dulu) Thakur Singh, (sekarang) Rahul (Serial Musafir Cinta)

Bagi penikmat film Bollywood jaman antah berantah, pasti hafal dengan karakter Thakur Singh, tuan tanah yang kejam yang ditakuti atau peran antagonis di film tersebut. Nah, karakter Thakur Singh ini menginspirasi seorang teman SDku. Karakter Thakur Singh yang ditakuti oleh orang-orang pun hampir sama dengan temanku ini.
Temanku ini termasuk yang paling pemberani di antara teman-temanku. Dia berani mengajak berkelahi orang yang lebih tua darinya (kecuali guru dan orangtua) dan juga orang yang lebih besar darinya. (kecuali diriku yang badannya juga besar sejak SD, mungkin karena kami sudah bersahabat karib. Haha.) Kesempatan ini sering digunakan oleh teman-temanku yang juga dijahili oleh orang lain atau anak dari sekolah lain seperti diminta uangnya (bahasa gaulnya dipalak) atau dipukul untuk mengadu kepada Thakur Singh agar Thakur Singh juga memukul orang yang meminta uang tersebut atau dipukul tadi. Thakur Singh itu ibarat hantu yang menakutkan bagi orang yang dipukulnya atau yang diajak berkelahi tapi ibarat pahlawan yang bisa dihandalkan bagi orang yang teraniaya. Haha. ^_^
Aku waktu kelas 3 SD pernah mengajarinya belajar perkalian. (Alhamdulillah, aku dianugerahi lebih cepat paham perkalian daripada temanku ini). Thakur Singh ini memang sangat menggilai film Bollywood bahkan beliau pernah merayu dengan lagu India kepada sang primadona SD kami alias bunga SD kami yakni Try Rezky Wulandari, siswa pindahan dari Jakarta. Dalam pikiranku pada saat itu, gila juga ni anak, ketika SD saja jika menyukai seorang cewek hanya bisa gangguin dan ngejahilin atau hanya melihatnya dari jarak kejauhan serta berharap bertemu di dalam mimpi alias mimpi kali ye.haha.
Pada suatu waktu, ada program suntik yang datang ke SD kami. Dan yang lucunya adalah sahabatku Thakur Singh yang terkenal dengan keberaniannya ini ketakutan dan melarikan diri melalui jendela kaca bahkan sampai memecahkannya dan tidak pernah masuk sekolah lagi alias putus sekolah. Kata beliau, ketika dia melihat seorang temanku cewek namanya Sarmila (bukan nama sinetron yang sedang digandrungi saat itu tapi memang nama sebenarnya tapi kalau soal dia digandrungi atau tidak, aku ra melu-melu. Haha.) kesakitan dan sampai terpincang-pincang (mohon maaf,sebenarnya Sarmila ini memang kakinya sudah pincang). Dan sekarang dia tidak takut dengan suntik lagi karena dia mempunyai tato di pangkal lengan yang bertuliskan nama seseorang dan sebuah gambar, mungkin naga.
Akibat hal ini, Emak Thakur Singh ini pun dipanggil ke sekolah untuk ditanyai kenapa dia tidak masuk sekolah, apa dia mau berhenti atau tidak. Lalu Emak Thakur Singh ini pun menanyakan kepada anaknya dan Thakur Singh menjawab tidak akan sekolah lagi. Emak Thakur Singh pun mengancam jika Thakur Singh tidak sekolah maka dia tidak akan dibiayai oleh Emaknya lagi termasuk tak diberi makan. Thakur Sing pun tetap teguh dengan pendiriannya. Dan benar saja dia tak diberi makan oleh Emaknya. Dia pun terpaksa menjadi agen (semacam kernet) mobil Cigak Baruak (semacam mobil angkutan umum). Dengan bekerja seperti itu, dia bisa menghidupi dirinya. Satu tahun yang lalu, Emak Thakur Singh meninggal dikarenakan stroke. Ketika aku menanyakan ini, entah kenapa aku melihat dari sorotan matanya di dalam hatinya dia menangis. Aku yakin Thakur Singh sangat menyayangi Emaknya karena Emaknyalah yang membesarkannya setelah ayahnya meninggal karena mabuk.
Terkait mabuk ini, Thakur Singh pun sekarang mabuk. Aku pernah bertanya kenapa dirinya mabuk, “Apakah dirimu stress?”, tanyaku.
Dia menjawab, “Karena pergaulan.”
Aku akui pergaulannya dengan preman-preman itu mempengaruhinya. Mungkin jika dia menolak, dia takut dikucilkan dan dianggap pengecut. Aku berani menjamin jika dia mempunyai pergaulan yang baik maka dia pun akan jadi baik. Pergaulan yang baik selalu mendukungnya untuk berbuat baik.
Karena mabuk ini juga dia “cerai” dari istrinya yang baru hamil 1 bulan sampai sekarang 4 bulan. Dia sering pulang malam dengan kondisi mabuk dan ibu mertuanya sering ngomel. Hal inilah yang membuat dia tidak tahan di rumah dan kabur meninggalkan istrinya yang sedang hamil. Sebenarnya dia masih ingin dengan istrinya tapi dengan syarat istrinya mau mengontrak sebuah rumah alias terpisah dengan mertuanya akan tetapi hal ini tidak diizinkan oleh mertuanya karena istrinya merupakan anak tunggal. Yang uniknya, Thakur Singh juga anak semata wayang. Haha. ^_^
Kadang-kadang Thakur Singh masih menafkahi istrinya akan tetapi jika istrinya yang minta dan dia mempunyai uang. Maklum saja, dia sekarang bekerja menjadi supir angkot di kota Padang yang tiap hari harus menyetor uang kepada induk semangnya plus buat mabuk, rokok dan lain-lain.  Beliau termasuk mudah mengeluarkan uang apalagi untuk temannya. Aku juga sempat ditraktir minum tapi bukan miras ya, cuma minuman biasa seperti Teh Talua (sebuah minuman teh yang dicampur telur, aku paling suka ini). haha.^_^
Aku juga pernah menanyakan jika anaknya lahir apakah dia akan menafkahinya. Dia menjawab akan menafkahinya. Dia berharap anaknya perempuan. Aku bilang menjaga anak perempuan itu lebih susah daripada anak lelaki. Dia pun mengiyakan. Kenapa aku bilang seperti itu? Karena ada sebuah kisah bahwa banyak penghuni neraka itu adalah kaum perempuan. Mereka dimasukkan ke neraka karena memamerkan auratnya dan tak mampu menjaga lidahnya seperti bergunjing, fitnah dan mencaci. Semoga saja dia memegang janjinya kepadaku untuk menjaga anaknya dengan baik. AAMIIN. ^_^
Sampai sekarang kebiasaan berkelahinya tak pernah berhenti. Dia tetap berkelahi dengan sesama supir angkot dan mereka menakuti Thakur Singh yang sekarang sering dipanggil Rahul. Bahkan dia pernah dibacok oleh sekelompok orang dan masuk rumah sakit karena itu. Luka bacok itu bisa ditemui bekasnya di punggungnya. Nama Thakur Singh telah berubah menjadi Rahul, nama sebuah lakon dalam film India.

Itulah sekelumit kisah dari Thakur Singh dari ingatan masa laluku dicampur obrolan kami pada saat reunian SD serta obrolanku semalaman dengannya di Masjid pada saat takbiran. Semoga kisah ini memberikan hikmah bagi kita untuk mendukung teman kita untuk berbuat baik dan menasehatinya jika salah serta terus mendo’akannya. AAMIIN. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar