Selasa, 14 November 2017

AGAMA ISLAM Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hamba-Nya. Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhai Islam sebagai agama yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu, tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam. Allah ta‘ala berfirman (yang artinya), “Muhammad itu bukanlah seorang ayah dari salah seorang lelaki di antara kalian, akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi”. (QS. al-Ahzab [33]: 40) Allah ta‘ala juga berfirman (yang artinya), “Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku pun telah ridha Islam menjadi agama bagi kalian”. (QS. al-Ma'idah [5]: 3) Allah ta‘ala juga berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam”. (QS. Ali ‘Imran [3]: 19) Allah ta‘ala berfirman (yang artinya), “Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan pernah diterima darinya dan di akhirat nanti dia akan termasuk orang-orang yang merugi”. (QS. Ali ‘Imran [3]: 85) Allah ta‘ala mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk beragama demi Allah dengan memeluk agama ini. Allah berfirman kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- (yang artinya), “Katakanlah: Wahai umat manusia, sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah bagi kalian semua, Dialah Zat yang memiliki kekuasaan langit dan bumi, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya seorang Nabi yang ummi (buta huruf) yang telah beriman kepada Allah serta kalimat-kalimat-Nya, dan ikutilah dia supaya kalian mendapatkan hidayah”. (QS. al-A’raf [7]: 158) Di dalam Shahih Muslim terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalur Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu-, dari Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangannya. Tidaklah ada seorang manusia dari umat ini yang mendengar kenabianku, baik yang beragama Yahudi maupun Nasrani lantas dia meninggal dalam keadaan tidak mau beriman dengan ajaran yang aku bawa melainkan dia pasti termasuk salah seorang penghuni neraka”. Hakikat beriman kepada Nabi adalah dengan cara membenarkan apa yang beliau bawa dengan disertai sikap menerima dan patuh, bukan sekadar pembenaran saja. Oleh sebab itulah maka Abu Thalib tidak bisa dianggap sebagai orang yang beriman terhadap Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- walaupun dia membenarkan ajaran yang beliau bawa, bahkan dia berani bersaksi bahwasanya Islam adalah agama yang terbaik. Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh agama-agama sebelumnya. Agama Islam yang beliau bawa ini lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu karena Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa, di setiap tempat dan, di masyarakat manapun. Allah ta‘ala berfirman kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- (yang artinya), “Dan Kami telah menurunkan kepadamu al-Kitab dengan benar sebagai pembenar kitab-kitab yang terdahulu serta batu ujian atasnya”. (QS. al-Ma'idah [5]: 48) Maksud dari pernyataan Islam itu cocok diterapkan di setiap masa, tempat, dan masyarakat adalah dengan berpegang teguh dengannya tidak akan pernah bertentangan dengan kebaikan umat tersebut di masa kapanpun dan di tempat manapun. Bahkan dengan Islamlah keadaan umat itu akan menjadi baik. Akan tetapi, bukanlah yang dimaksud dengan pernyataan Islam itu cocok bagi setiap masa, tempat, dan masyarakat adalah Islam tunduk kepada kemauan setiap masa, tempat, dan masyarakat, sebagaimana yang diinginkan oleh sebagian orang.



AGAMA ISLAM

Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hamba-Nya.

Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhai Islam sebagai agama yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu, tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam.

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Muhammad itu bukanlah seorang ayah dari salah seorang lelaki di antara kalian, akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi”.

(QS. al-Ahzab [33]: 40)

Allah ta‘ala juga berfirman (yang artinya),

“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku pun telah ridha Islam menjadi agama bagi kalian”.

(QS. al-Ma'idah [5]: 3)

Allah ta‘ala juga berfirman (yang artinya),

“Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam”.

(QS. Ali ‘Imran [3]: 19)

Allah ta‘ala berfirman (yang artinya),

“Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan pernah diterima darinya dan di akhirat nanti dia akan termasuk orang-orang yang merugi”.

(QS. Ali ‘Imran [3]: 85)

Allah ta‘ala mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk beragama demi Allah dengan memeluk agama ini.

Allah berfirman kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- (yang artinya),

“Katakanlah: Wahai umat manusia, sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah bagi kalian semua, Dialah Zat yang memiliki kekuasaan langit dan bumi, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, Dialah yang menghidupkan dan mematikan.

Maka berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya seorang Nabi yang ummi (buta huruf) yang telah beriman kepada Allah serta kalimat-kalimat-Nya, dan ikutilah dia supaya kalian mendapatkan hidayah”.

(QS. al-A’raf [7]: 158)

Di dalam Shahih Muslim terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalur Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu-, dari Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangannya. Tidaklah ada seorang manusia dari umat ini yang mendengar kenabianku, baik yang beragama Yahudi maupun Nasrani lantas dia meninggal dalam keadaan tidak mau beriman dengan ajaran yang aku bawa melainkan dia pasti termasuk salah seorang penghuni neraka”.

Hakikat beriman kepada Nabi adalah dengan cara membenarkan apa yang beliau bawa dengan disertai sikap menerima dan patuh, bukan sekadar pembenaran saja.

Oleh sebab itulah maka Abu Thalib tidak bisa dianggap sebagai orang yang beriman terhadap Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- walaupun dia membenarkan ajaran yang beliau bawa, bahkan dia berani bersaksi bahwasanya Islam adalah agama yang terbaik.

Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh agama-agama sebelumnya. Agama Islam yang beliau bawa ini lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu karena Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa, di setiap tempat dan, di masyarakat manapun.

Allah ta‘ala berfirman kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- (yang artinya),

“Dan Kami telah menurunkan kepadamu al-Kitab dengan benar sebagai pembenar kitab-kitab yang terdahulu serta batu ujian atasnya”.

(QS. al-Ma'idah [5]: 48)

Maksud dari pernyataan Islam itu cocok diterapkan di setiap masa, tempat, dan masyarakat adalah dengan berpegang teguh dengannya tidak akan pernah bertentangan dengan kebaikan umat tersebut di masa kapanpun dan di tempat manapun.

Bahkan dengan Islamlah keadaan umat itu akan menjadi baik. Akan tetapi, bukanlah yang dimaksud dengan pernyataan Islam itu cocok bagi setiap masa, tempat, dan masyarakat adalah Islam tunduk kepada kemauan setiap masa, tempat, dan masyarakat, sebagaimana yang diinginkan oleh sebagian orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar